1 Membilang dan Mengukur
Menghitung
terbagi dua macam yaitu membilang dan mengukur. Hasil membilang berbeda dengan hasil mengukur. Adapun perbedaannya
adalah:
membilang
adalah menghitung jumlah yang pasti, artinya
tidak dapat dibuat pecahan. Sedangkan mengukur adalah menghitung jumlah yang belum
pasti, artinya dapat dibuat pecahan berupa
bilangan pembulatan atau pendekatan.
Contoh 1.membilang
a. Banyak
penduduk kota X ada 200.000 orang.
b. Banyak SMK
di kota X ada 200 buah.
c. Banyak hewan di kebun binatang X
ada 2000 ekor.
Contoh 2. mengukur
a. Luas kota X
adalah 399,6 km persegi.
b. Berat sebuah
apel adalah 0,1 kg.
c. Tinggi tower
X 25,75 m.
2 Pembulatan
Pada pengukuran
ada tiga macam pembulatan yaitu:
a) Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.
a) Pembulatan ke satuan ukuran terdekat.
Contoh 3.
Pembulatan ke satuan ukuran terdekat
13,7 kg = 14 kg; dibulatkan ke kilogram
terdekat.
101,12 m = 101,1 m; dibulatkan ke
persepuluh meter terdekat.
15431 m^2 =
15430 m^2; dibulatkan ke puluhan meter persegi terdekat.
b) Pembulatan ke banyaknya angka desimal.
b) Pembulatan ke banyaknya angka desimal.
Contoh 4.
Pembulatan ke banyaknya angka-angka desimal
8,47571 =
8,4757 dibulatkan sampai empat tempat desimal.
= 8,476 dibulatkan sampai tiga
tempat desimal.
= 8,48 dibulatkan sampai dua
tempat desimal.
= 8,5 dibulatkan sampai satu tempat desimal.
c) Pembulatan ke banyaknya angka penting (signifikan).
c) Pembulatan ke banyaknya angka penting (signifikan).
Semua angka
adalah penting kecuali angka nol yang digunakan untuk menyatakan tempat desimal.
Contoh 5. angka penting.
31,0 mempunyai tiga angka penting.
30,5 mempunyai tiga angka penting.
0,30 mempunyai dua angka penting.
0,3011 mempunyai empat angka penting.
0,007 mempunyai satu angka penting.
0,100 mempunyai tiga angka penting.
0,100 mempunyai tiga angka
Contoh 6. Pembulatan
ke banyaknya angka-angka penting
0,1005 mempunyai empat angka penting.
0,100 dibulatkan sampai tiga angka penting.
0,10 dibulatkan sampai dua angka penting.
0,1 dibulatkan sampai satu angka penting.
0,100 dibulatkan sampai tiga angka penting.
0,10 dibulatkan sampai dua angka penting.
0,1 dibulatkan sampai satu angka penting.
3 Mengukur
Dalam kegiatan
mengukur, ada beberapa konsep penting yaitu: satuan pengukuran terkecil, salah
mutlak, salah relatif, persentase kesalahan, ukuran terbesar, ukuran terkecil,
dan toleransi. Berikut dibahas pengertian dari masing-masing konsep itu.
3.1 Pengertian ketelitian
Definisi : ketelitian merupakan satuan pengukuran terkecil.
Cara yang mudah untuk
melihat ketelitian suatu pengukuran adalah dengan melihat banyaknya angka
setelah koma tanda desimal. Apabila banyak angka setelah koma adalah nol
artinya tidak ada seperti 4 maka ketelitiannya 10-0 =1, apabila satu
angka seperti 4,3 atau 5,0 maka ketelitiannya 10-1 =1/10=0,1, dan
seterusnya. Kita misalkan ketelitian dengan K dan banyak angka setelah koma
desimal adalah d , maka ketelitian dirumuskan dengan
K =10-d
dengan d = 0, 1, 2, 3, …
Contoh 7. Ketelitian
Pengukuran
(P)
|
Banyak
angka setelah koma (d)
|
Ketelitian (K)
|
5
|
0
|
10-0
= 1
|
2,5
|
1
|
10-1
=0, 1
|
1,25
|
2
|
10-2
=0, 01
|
10,256
|
3
|
10-3
=0, 001
|
12,1027
|
4
|
10-4
=0, 0001
|
3.2 teori Kesalahan dalam pengukuran
Kesalahan adalah selisih antara hasil pengukuran dengan hasil
sebenarnya. Misal hasil pengukurannya adalah P dan ketelitian K, maka:
a) Salah mutlak : SM= ½ × K = ½ × ketelitian.
b) Batas atas pengukuran : BA= P + SM.
c) Batas bawah pengukuran : BB = P - SM.
d) Hasil pengukuran dapat dituliskan dalam bentuk P ± SM.
e) Salah relatif : SR = SM/P =
f) Persentase kesalahan : PS = SR × 100% = salah relatif × 100%
Contoh 8. Hasil pengukuran gula pasir = 3,6 kg. Hitunglah salah mutlak, salah relatif,
prosentase kesalahan, dan batas atas/bawah pengukurannya.
Penyelesaian:
Hasil pengukuran : P = 3,6 kg ( satu angka setelah koma tanda desimal )
Maka ketelitiannya adalah : k = 10-1 kg = 0,1 kg.
salah mutlak : SM= ½ (
0,1 ) = 0,05 kg.
Batas atas pengukuran : BA = P + SM = ( 3,6 + 0,05 ) kg = 3,65
kg.
Batas bawah pengukuran : BB = P – SM = (3,6 – 0,05 ) kg = 3,55 kg.
salah relatif : SR =
SM/P = 0,05 / 3,6 = 0,0139.
Persesntase kesalahan : PS = SR × 100% = 0,0139 × 100% = 1,39%.
3.3 Toleransi
Toleransi pengukuran adalah selisih antara pengukuran
terbesar yang diterima dan pengukuran terkecil yang diterima. Maka:
Toleransi: T = BA – BB = 2 × SM
Contoh 9. Hasil pengukuran tepung beras adalah 4,5 ± 0,05 kg. Tentukan toleransinya.
Penyelesaian:
Diketahui
SM =0,05, maka
toleransinya: T = 2 × SM = 2 (0,05) kg = 0,1 kg
4 Operasi pada pengukuran
4.1 Jumlah dan Selisih Pengukuran
Misal hasil pengukuran I adalah P1 dan salah mutlak
SM1 . Hasil pengukuran II adalah P2 dan salah mutlak SM2.
a) jumlah
Batas atas : BA = ( P1 +SM1) + ( P2 +SM2)
Batas bawah: BB = ( P1 - SM1) + ( P2 - SM2)
b) selisih
Batas atas : BA = ( P1 +SM1) - ( P2 - SM2)
Batas bawah: BB = ( P1 - SM1) - ( P2 +SM2)
Contoh 10:
Hasil pengukuran adalah 3,2 kg dan 1,6 kg.
Tentukan batas atas/bawah jumlah pengukuran dan batas
atas/bawah selisih pengukuran.
Penyelesaian:
Untuk pengukuran 3,2 kg, artinya hasil pengukurannya = (3,2 ±
0,05) kg
Untuk pengukuran 1,6 kg, artinya hasil pengukurannya = (1,6 ±
0,05) kg
Maka:
- Batas atas jumlah =
(3,2 + 0,05 + 1,6 + 0,05) kg = 4,90 kg
- Batas bawah jumlah =
(3,2 – 0,05 + 1,6 – 0,05) kg = 4,70 kg
- Batas atas selisih =
(3,2 + 0,05) – (1,6 – 0,05) kg = 1,70 kg.
- Batas bawah selisih = (3,2 – 0,05) – (1,6 + 0,05) kg = 1,50
kg.
4.2 Hasil kali dan hasil bagi dua pengukuran
Misal hasil pengukuran I adalah P1 dan salah mutlak SM1 . Hasil pengukuran II adalah P2 dan salah mutlak SM2.
a) hasil kali
Batas atas : BA = ( P1 +SM1)( P2 +SM2)
Batas bawah: BB = ( P1 - SM1)( P2 - SM2)
b) selisih
Batas atas : BA = ( P1 +SM1)/( P2 - SM2)
Batas bawah: BB = ( P1 - SM1)/( P2 +SM2)
Contoh
11:
Dua hasil pengukuran yaitu 4,1 m dan 2 m. Tentukan batas
atas dan bawah hasil kali dan hasil bagi pengukuran.
Penyelesaian:
Untuk pengukuran 4,1 m, artinya hasil pengukurannya (4,1 ±
0,05) m
Untuk pengukuran 2 m, artinya hasil pengukurannya (2 ± 0,5) m
Maka:
- Batas atas hasil kali
= (4,1 + 0,05) (2 + 0,5) = 10,375 m^2.
- Batas bawah hasil
kali = (4,1 - 0,05) (2 - 0,5) =
6,075 m^2.
- Batas atas hasil bagi
= (4,1 + 0,05) / (2 - 0,5) = 2,767.
- Batas bawah hasil
bagi = (4,1 - 0,05) / (2 + 0,5) =
1,620.
Contoh 12:
Panjang suatu bahan pakaian seragam adalah (40 ± 1) m. Jika bahan tersebut dipotong menjadi potongan-potongan yang berukuran 1,5 m dengan salah mutlak 0,05 m, maka banyaknya potongan bahan pakaian seragam yang diperoleh berada diantara berapa?
Contoh 12:
Panjang suatu bahan pakaian seragam adalah (40 ± 1) m. Jika bahan tersebut dipotong menjadi potongan-potongan yang berukuran 1,5 m dengan salah mutlak 0,05 m, maka banyaknya potongan bahan pakaian seragam yang diperoleh berada diantara berapa?
Penyelesaian:
Bahan pakaian (40 ± 1) m.
- Panjang paling besar
= (40 + 1) m = 41 m
- Panjang paling kecil = (40 – 1) m = 39 m
Potongan bahan 1,5 m dengan salah mutlak 0,05 m
- Panjang potongan
paling besar = (1,5 + 0,05) m = 1,55 m
- Panjang potongan paling kecil = (1,5 – 0,05) m = 1,45 m
Hasil bagi paling besar = (panjang paling besar) / (potongan
paling kecil)
= (41) / (1,45) = 28,27 ≊ 28
Hasil bagi paling kecil
= (panjang paling kecil) / (potongan paling besar)
= (39) / (1,55) = 25,16 ≊ 25
Jadi banyaknya potongan berada diantara 25 dan 28.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar