Siapa yang tidak tahu Sabyan Gambus?, pasti semua orang kenal lagu-lagu yang dibawakan kelompok gambus ini berkat chanel youtube mereka yang populer.
Dari sekian lagu sabiyan yang saya suka dan mungkin juga Anda adalah lagu ya maulana ( wahai Tuhan kami) dirilis 2018, genre pop dan masuk nominasi AMI Award untuk Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Islami Terbaik.
Dinyanyikan oleh Nissa, satu dari tiga vokalis Sabyan gambus. Suaranya yang merdu dan liriknya yang menyentuh hati membuat saya sering memutar lagu ini. Anda juga dapat menontonnya di youtube.
Dari sekian lagu sabiyan yang saya suka dan mungkin juga Anda adalah lagu ya maulana ( wahai Tuhan kami) dirilis 2018, genre pop dan masuk nominasi AMI Award untuk Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Islami Terbaik.
Berikut adalah lirik ya maulana versi Sabyan.
Didadari didadam
Didadari didadam
Didadari didadam
Didam
Dengan kasihmu ya Robbi
Berkahi hidup ini
Dengan cintamu ya Robbi
Damaikan mati ini
Saat salahku melangkah
Gelap hati penuh dosa
Beriku jalan berarah
Temuimu di surga
Terima sembah sujudku
Terimalah doaku
Terima sembah sujudku
Izinkan ku bertaubat
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Saat salahku melangkah
Gelap hati penuh dosa
Beriku jalan berarah
Temuimu di surga
Terima sembah sujudku
Terimalah doaku
Terima sembah sujudku
Izinkan ku bertaubat
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Terima sembah sujudku
Terimalah doaku
Terima sembah sujudku
Izinkan ku bertaubat
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Maulana ya maulana
Ya sami' duana
Lagu Ya Maulana Versi Lainnya
Sebenarnya lagu Islami yang dalam syairnya memakai doa “ya maulana ya sami’ du’aana” bukan lagu sabyan saja. Dikutip dari lirik-lagu-dunia.blogspot.com, Opick salah satu penyanyi religi Islami juga pernah menyanyikan sebuah lagu berjudul Ya Maulana namun secara keseluruhan lagunya sama sekali berbeda dengan versi Sabyan. Untuk melihat lagu ya maulana versi Opick silahkan kunjungi https://lirik.kapanlagi.com/artis/opick/ya-maulana/.
Ada juga Qoshidah Maulana Ya Maulana, karya Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al Idrus dikutip dari pecintahabibana.wordpress.com . Untuk melihat Qoshidah Maulana Ya Maulana silahkan kunjungi https://pecintahabibana.wordpress.com/2013/05/23/maulana-ya-maulana/.
Menelaah Lirik Ya Maulana Versi Sabyan
Bagi pendengaran saya, ada bagian lirik yang janggal di lagu ya maulana versi Sabyan ini. Kenapa janggal?. Janggal karena ada sebuah kalimat yang berpotensi mengandung makna yang bertentangan dengan Aqidah Islam. Yaitu di kalimat
“Temuimu di surga”.
“Temuimu “ ini termasuk bahasa Indonesia yang tidak baku, bentuk bakunya adalah “menemuimu” atau “bertemu denganmu”. Terlepas dari baku atau tidak baku, yang menjadi tujuan adalah mengungkap arti “temuimu di surga” apakah bertentangan dengan aqidah Islam atau tidak. Untuk itu perhatikanlah lirik lagu Sabyan di atas pada bagian awal.
Kata “mu” di sana adalah kata ganti untuk "Robbi (Tuhanku)" jelas untuk Allah SWT, bukan untuk makhluk (misalnya Nabi Muhammad SAW), maka kalimat “temuimu di surga” artinya sama dengan “menemui Allah di surga”.
Dengan kasihmu ya Robbi
Berkahi hidup ini
Dengan cintamu ya Robbi
Damaikan mati ini
Saat salahku melangkah
Gelap hati penuh dosa
Beriku jalan berarah
Temuimu di surga
Lalu, apakah Allah berada di surga?. Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita lihat satu dari 20 sifat wajib bagi Allah, yaitu sifat Alqiyamu binnafsi atau qiamuhu binafsihi yang artinya maha mandiri. Sifat ini menerangkan bahwa Allah tidak membutuhkan tempat atau medium untuk berpijak, juga tidak membutuhkan penentu seperti arah. Dengan sifat ini, jelas Allah tidak membutuhkan tempat yang namanya surga. Jadi, jawabannya Allah tidak berada di surga.
Secara logika juga dapat dipahami bahwa jika suatu benda menempati suatu tempat maka tempat itu lebih besar dari benda tersebut. Misalnya manusia menempati bumi maka bumi lebih besar dari manusia. Begitu juga jika Allah menempati surga, kesimpulannya surga lebih besar dari Allah, padahal Allah maha besar yang tidak bisa dibandingkan dengan makhluk apapun termasuk surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Dengan alasan inilah jelas bahwa kalimat “temuimu di surga” bertentangan dengan aqidah Islam karena sebagaimana telah diketahui bahwa “mu” disana untuk Allah bukan untuk makhluk seperti terlihat di dalam lirik lagu.
Bertemu dengan Allah
Apakah kita bisa bertemu dengan Allah?. Jawabannya Ya. Apakah ada syarat tertentu untuk bertemu dengan Allah?. Jawabannya ada. Lalu, apa syaratnya ?. syaratnya adalah mati membawa iman dan Islam ditambah amal sholeh yang banyak. Karena dengan membawa iman dan Islam, saat dibangkitkan nanti di hari kiamat dari kubur kita bisa masuk surga dengan tubuh kita yang sekarang ini. Di tempat yang namanya surga itulah berjuta-juta kenikmatan bisa kita rasakan sebagai balasan amal ibadah kita di dunia. Dan dari sekian kenikmatan tersebut, kenikmatan nomer satu adalah melihat Allah dengan mata telanjang dari surga.
Meskipun begitu, ini tidak berarti Allah berada atau diam di surga. Para Ulama mengibaratkan hal ini seperti kita di bumi melihat matahari, meskipun matahari terlihat jelas namun matahari tidak berada di bumi. Begitu juga dengan para ahli surga, mereka bisa melihat Allah dari surga namun Allah sama sekali tidak berada di surga. Semoga kita termasuk ahli surga … amin.
Sebuah Saran
Dari penjelasan yang telah disampaikan, jelas lirik itu bertentangan dengan Aqidah Islam. Dan lirik itu juga mirip dengan keyakinan agama tertentu yang meyakini Allah berada di surga. Untuk menghindari kekeliruan, sebaiknya lirik itu diganti dengan kalimat yang tidak bertentangan dengan aqidah Islam misalnya “jalan menuju surga” atau “melihatmu dari surga” atau apa saja yang pantas dan tidak bertentangan dengan aqidah Islam.
Penutup
Artikel yang saya buat ini sama sekali tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau membuat citra negatif karir seseorang atau kelompok, namun sebuah koreksi untuk meluruskan. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, kami yakin pihak bersangkutan bisa mengambil keputusan terbaik. Akhir kata, semua kebenaran berasal dari Allah dan jika ada kesalahan atau kekurangan itu berasal dari diri saya. Wassalaam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar