content="Khutbah Jumat,
Pengertian Khutbah Jumat,
Syarat Khutbah Jumat ,
Rukun Khutbah Jumat ,
Tata Cara Khutbah Jumat ,
bacaan rukun khutbah jumat,
6 rukun khutbah jumat,
sunnah khutbah jumat,
syarat dua khutbah,
contoh khutbah jumat,
bacaan khutbah jumat,
sebutkan syarat-syarat khutbah jumat,
jelaskan waktu khutbah juma" name=keywords
Khotbah Jumat adalah khotbah yang disampaikan pada hari Jumat saat berlangsung salat Jumat. Menurut jumhur ulama khotbah Jumat termasuk syarat dan rukun bagi sahnya salat Jumat. Permulaan salat Jumat sesungguhnya ketika khatib naik mimbar untuk menyampaikan khotbah Jumat. Dengan demikian, penyampaian khotbah Jumat terkait dengan pelaksanaan salat Jumat sehingga kedudukannya sangat penting.
Saat khotbah berlangsung jamaah salat Jumat harus tenang mendengarkan materi khotbah dari khatib. Kita dilarang bercakap-cakap, baik dilakukan dengan keras maupun pelan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut.
Artinya: Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw. bersabda, ”Jika engkau katakan diam kepada temanmu pada hari Jumat sewaktu imam berkhotbah, sesungguhnya telah sia-sia Jumatmu.” (H.R. Bukhari)
Dalil yang menyebutkan tentang tata cara khotbah antara lain seperti disampaikan oleh Jabir bin Samurah dalam hadis berikut ini.
Artinya: Rasulullah saw. berkhotbah sambil berdiri. Beliau duduk di antara dua khotbah, kemudian membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, memperingatkan, dan menakuti manusia. (H.R. Muslim)
Seorang khatib dalam menyampaikan khotbah Jumat harus memenuhi syarat dan rukun tertentu sebagai berikut.
1) muslim, laki-laki, dan telah balig;
2) taat beribadah;
3) sehat akal pikirannya;
4) tidak suka berbuat tercela dan berbuat dosa;
5) suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaiannya; dan
6) menutup aurat.
1) Waktu khotbah Jumat dimulai setelah masuk waktu zuhur, yaitu setelah tergelincirnya matahari.
2) Khotbah disampaikan dengan cara berdiri, jika khatib mampu.
3) Duduk di antara dua khotbah.
4) Khotbah disampaikan dengan suara keras dan jelas sehingga
dapat didengar oleh para jamaah.
5) Khotbah disampaikan secara tertib.
1) Membaca hamdalah.
2) Membaca kalimat syahadat.
3) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad.
4) Mengajak bertakwa kepada jamaah dan menyampaikan ajaran Islam.
5) Membaca ayat Al-Qur’an dalam salah satu khotbah (lebih utama dalam khotbah pertama).
6) Berdoa memohonkan ampunan untuk kaum muslimin dalam khotbah kedua.
Agar khotbah Jumat sah, khatib harus memenuhi rukun khotbah di atas. Untuk lebih sempurna, perhatikan pula amalan-amalan sunah sebagai berikut.
1) Khatib duduk dahulu setelah salam pembuka sehingga muazin selesai azan.
2) Khotbah hendaknya dilakukan di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi.
3) Memulai khotbah dengan mengucapkan salam.
4) Khotbah disampaikan dengan bahasa yang jelas, sederhana, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek.
5) Khatib menghadap ke arah jamaah.
6) Membaca Surah al-Ikhlas sewaktu duduk di antara dua khotbah.
7) Tertib dalam menjalankan rukun-rukun khotbahnya.
8) Khatib segera turun setelah khotbah selesai disampaikan, baru
kemudian ikamat.
Bahkan, kadang para jamaah mengantuk dan tidak semangat untuk mendengarkan penjelasan khatib. Agar keadaan tersebut tidak terjadi, seorang khatib perlu melakukan cara-cara tertentu sehingga khotbah menjadi menarik, namun tetap sesuai dengan ketentuan syariat. Oleh karena itu, khatib perlu melakukan persiapan-persiapan tertentu sebagai berikut.
Oleh karena itu, khatib harus mempersiapkan materi khotbah dengan baik.
Penyusunan materi khotbah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1. Menentukan atau membuat tema atau topik khotbah. Topik khotbah sebaiknya bersifat
aktual agar menarik perhatian jamaah.
2. Membuat sistematika materi khotbah.
3. Membahas materi khotbah secara kontekstual dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi waktu bersangkutan.
4. Penguasaan materi yang cukup.
5. Menghimpun dalil sesuai materi khotbah.
6. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
1) Khatib berdiri dan mengucapkan salam.
2) Ketika azan berkumandang, khatib duduk sambil mendengarkannya.
3) Khotbah dimulai dengan mengucapkan hamdalah. Contoh lafal hamdalah seperti berikut.
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam.
4) Membaca dua kalimat syahadat.
Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.
5) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad, misalnya sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, berikanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya dan sahabat semuanya.
6) Menyampaikan wasiat takwa, misalnya dengan mengucapkan kalimat berikut ini.
Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah.
Setelah mengajak bertakwa kepada Allah Swt., khatib membacakan beberapa ayat Al-Qur’an yang berisi perintah untuk bertakwa kepada-Nya. Contoh ayatnya sebagai berikut.
Ya ayyuhal-ladzina amanuttaqulloha haqqa tuqotihi wa la tamμtunna illa wa antum muslimμn(a).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Q.S. Ali ‘Imran [3]:102)
Menurut beberapa ulama wasiat takwa dapat juga dengan ucapan lainnya yang berupa peringatan kebaikan kepada para jamaah.
7) Menjelaskan materi khotbah dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah.
8) Mengakhiri khotbah dengan kesimpulan dan mengajak untuk meningkatkan ketakwaan. Khotbah pertama kemudian ditutup dengan ucapan seperti berikut.
Artinya: Demikianlah penjelasan ini, dan aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, untukku dan saudara-saudaraku sekalian, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Setelah khotbah pertama ditutup, khatib duduk sejenak. Khatib berdiri kembali untuk menyampaikan khotbah kedua. Urutan khotbah kedua sebagai berikut.
1) Menyampaikan pembukaan khotbah kedua. Khatib membaca salah satu ayat-ayat Al-Qur’an. Hukum membacanya wajib jika saat khotbah pertama belum dibacakan. Jika saat khotbah pertama sudah dibacakan, hukumnya menjadi sunah.
2) Mendoakan kaum muslimin. Contoh doa untuk kaum muslimin sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat yang masih hidup di antara mereka maupun yang sudah mati.
3) Menutup khotbah. Setelah doa dimohonkan, kita mengingatkan kepada jamaah dengan mengucapkan bacaan berikut.
Artinya: Para hamba Allah! Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, mungkar, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (pahalanya).
4) Khatib mengucap salam sambil mempersiapkan turun dari mimbar. Jika khatib telah turun, muazin segera mengumandangkan iqamat.
Iklan. semoga Anda tertarik
A. Pengertian Khotbah Jumat
Khotbah adalah ajakan dengan menyeru orang lain agar meningkatkan kualitas ketakwaan dan keimanannya dengan cara menyampaikan pesan keagamaan sesuai rukun dan syarat tertentu. Dalam Islam kita mengenal berbagai macam khotbah, yaitu khotbah salat Jumat, khotbah dua salat Id, khotbah dua salat gerhana, khotbah nikah, khotbah salat istisqa, dan empat khotbah pada ibadah haji (menurut Mazhab Syafi’i). Khotbah yang akan dibahas kali ini adalah khotbah Jumat.Khotbah Jumat adalah khotbah yang disampaikan pada hari Jumat saat berlangsung salat Jumat. Menurut jumhur ulama khotbah Jumat termasuk syarat dan rukun bagi sahnya salat Jumat. Permulaan salat Jumat sesungguhnya ketika khatib naik mimbar untuk menyampaikan khotbah Jumat. Dengan demikian, penyampaian khotbah Jumat terkait dengan pelaksanaan salat Jumat sehingga kedudukannya sangat penting.
Saat khotbah berlangsung jamaah salat Jumat harus tenang mendengarkan materi khotbah dari khatib. Kita dilarang bercakap-cakap, baik dilakukan dengan keras maupun pelan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut.
Artinya: Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw. bersabda, ”Jika engkau katakan diam kepada temanmu pada hari Jumat sewaktu imam berkhotbah, sesungguhnya telah sia-sia Jumatmu.” (H.R. Bukhari)
B. Ketentuan Khotbah Jum’ah
Khotbah Jumat disampaikan oleh seorang khatib secara monolog. Khatib menyampaikan materi khotbah kepada para jamaah,dan jamaah cukup mendengarkan dengan hidmat tanpa melakukan tanya jawab. Ketika khotbah disampaikan, semua jamaah harus hidmat dan tenang sehingga materi khotbah dapat didengarkan dengan baik.Dalil yang menyebutkan tentang tata cara khotbah antara lain seperti disampaikan oleh Jabir bin Samurah dalam hadis berikut ini.
Artinya: Rasulullah saw. berkhotbah sambil berdiri. Beliau duduk di antara dua khotbah, kemudian membacakan beberapa ayat Al-Qur’an, memperingatkan, dan menakuti manusia. (H.R. Muslim)
Seorang khatib dalam menyampaikan khotbah Jumat harus memenuhi syarat dan rukun tertentu sebagai berikut.
1. Syarat Khotib
Syarat khotbah yaitu hal-hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah. Syarat khotbah dibagi menjadi syarat khatib dan syarat pelaksanaan khotbah. Syarat-syarat khatib sebagai berikut.1) muslim, laki-laki, dan telah balig;
2) taat beribadah;
3) sehat akal pikirannya;
4) tidak suka berbuat tercela dan berbuat dosa;
5) suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaiannya; dan
6) menutup aurat.
2. Syarat Khotbah
Seorang khatib yang telah memenuhi syarat, boleh menyampaikan khotbah Jumat. Khotbah Jumat disampaikan dalam dua bagian, yaitu khotbah pertama dan khotbah kedua. Kedua khotbah dilaksanakan secara berangkai. Syarat-syarat khotbah sebagai berikut.1) Waktu khotbah Jumat dimulai setelah masuk waktu zuhur, yaitu setelah tergelincirnya matahari.
2) Khotbah disampaikan dengan cara berdiri, jika khatib mampu.
3) Duduk di antara dua khotbah.
4) Khotbah disampaikan dengan suara keras dan jelas sehingga
dapat didengar oleh para jamaah.
5) Khotbah disampaikan secara tertib.
3. Rukun Khotbah
Rukun khotbah berarti ketentuan yang harus dipenuhi oleh khatib ketika khotbah berlangsung sehingga khotbahnya dianggap sah. Rukun khotbah sebagai berikut.1) Membaca hamdalah.
2) Membaca kalimat syahadat.
3) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad.
4) Mengajak bertakwa kepada jamaah dan menyampaikan ajaran Islam.
5) Membaca ayat Al-Qur’an dalam salah satu khotbah (lebih utama dalam khotbah pertama).
6) Berdoa memohonkan ampunan untuk kaum muslimin dalam khotbah kedua.
Agar khotbah Jumat sah, khatib harus memenuhi rukun khotbah di atas. Untuk lebih sempurna, perhatikan pula amalan-amalan sunah sebagai berikut.
4. Sunah Khotbah
Sunah khotbah antara lain sebagai berikut.1) Khatib duduk dahulu setelah salam pembuka sehingga muazin selesai azan.
2) Khotbah hendaknya dilakukan di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi.
3) Memulai khotbah dengan mengucapkan salam.
4) Khotbah disampaikan dengan bahasa yang jelas, sederhana, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek.
5) Khatib menghadap ke arah jamaah.
6) Membaca Surah al-Ikhlas sewaktu duduk di antara dua khotbah.
7) Tertib dalam menjalankan rukun-rukun khotbahnya.
8) Khatib segera turun setelah khotbah selesai disampaikan, baru
kemudian ikamat.
C. Tata Cara Khotbah Jum’at
Kita sering menemukan saat khatib menyampaikan khotbah, jamaah tidak hidmat mendengarkan materi yang disampaikan. Misalnya dengan bergurau atau berbicara dengan sesama jamaah.Bahkan, kadang para jamaah mengantuk dan tidak semangat untuk mendengarkan penjelasan khatib. Agar keadaan tersebut tidak terjadi, seorang khatib perlu melakukan cara-cara tertentu sehingga khotbah menjadi menarik, namun tetap sesuai dengan ketentuan syariat. Oleh karena itu, khatib perlu melakukan persiapan-persiapan tertentu sebagai berikut.
1. Persiapan Jasmaniah
Khatib hendaknya menjaga kondisi jasmaninya sehingga khotbah dapat disampaikan dengan baik. Kondisi khatib yang sedang tidak sehat menyebabkan penampilan dan penyampaian khotbah menjadi kurang meyakinkan. Sebaliknya, kondisi tubuh yang sehat dapat mendukung penyampaian khotbah.2. Persiapan Rohaniah
Persiapan rohaniah khatib berarti menyiapkan kondisi mentalnya. Seorang khatib hendaknya memiliki kesiapan mental yang bagus saat berkhotbah. Khatib harus berpembawaan tenang, tidak mudah marah, dan gelisah, serta berbagai sikap baik lainnya. Kondisi rohaniah khatib juga sangat mempengaruhi kesempurnaan penyampaian khotbah, selain kondisi jasmaninya.3. Persiapan Materi Khotbah
Untuk mendukung penampilan pada saat berkhotbah, khatib harus mempersiapkan materi khotbah. Kondisi fisik dan rohaniah yang prima masih perlu didukung oleh materi yang menarik.Oleh karena itu, khatib harus mempersiapkan materi khotbah dengan baik.
Penyusunan materi khotbah dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1. Menentukan atau membuat tema atau topik khotbah. Topik khotbah sebaiknya bersifat
aktual agar menarik perhatian jamaah.
2. Membuat sistematika materi khotbah.
3. Membahas materi khotbah secara kontekstual dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi waktu bersangkutan.
4. Penguasaan materi yang cukup.
5. Menghimpun dalil sesuai materi khotbah.
6. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
D. Praktik Berkhotbah
Untuk meningkatkan pemahaman tentang ketentuan khotbah Jumat, kita perlu melakukan praktik langsung. Sebelum praktik, kita sebaiknya mencermati urutan khotbah Jumat berikut ini.1) Khatib berdiri dan mengucapkan salam.
2) Ketika azan berkumandang, khatib duduk sambil mendengarkannya.
3) Khotbah dimulai dengan mengucapkan hamdalah. Contoh lafal hamdalah seperti berikut.
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman dan Islam.
4) Membaca dua kalimat syahadat.
Artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah.
5) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad, misalnya sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, berikanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya dan sahabat semuanya.
6) Menyampaikan wasiat takwa, misalnya dengan mengucapkan kalimat berikut ini.
Artinya: Bertakwalah kamu kepada Allah.
Setelah mengajak bertakwa kepada Allah Swt., khatib membacakan beberapa ayat Al-Qur’an yang berisi perintah untuk bertakwa kepada-Nya. Contoh ayatnya sebagai berikut.
Ya ayyuhal-ladzina amanuttaqulloha haqqa tuqotihi wa la tamμtunna illa wa antum muslimμn(a).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Q.S. Ali ‘Imran [3]:102)
Menurut beberapa ulama wasiat takwa dapat juga dengan ucapan lainnya yang berupa peringatan kebaikan kepada para jamaah.
7) Menjelaskan materi khotbah dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis Rasulullah.
8) Mengakhiri khotbah dengan kesimpulan dan mengajak untuk meningkatkan ketakwaan. Khotbah pertama kemudian ditutup dengan ucapan seperti berikut.
Artinya: Demikianlah penjelasan ini, dan aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, untukku dan saudara-saudaraku sekalian, serta seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Setelah khotbah pertama ditutup, khatib duduk sejenak. Khatib berdiri kembali untuk menyampaikan khotbah kedua. Urutan khotbah kedua sebagai berikut.
1) Menyampaikan pembukaan khotbah kedua. Khatib membaca salah satu ayat-ayat Al-Qur’an. Hukum membacanya wajib jika saat khotbah pertama belum dibacakan. Jika saat khotbah pertama sudah dibacakan, hukumnya menjadi sunah.
2) Mendoakan kaum muslimin. Contoh doa untuk kaum muslimin sebagai berikut.
Artinya: Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat yang masih hidup di antara mereka maupun yang sudah mati.
3) Menutup khotbah. Setelah doa dimohonkan, kita mengingatkan kepada jamaah dengan mengucapkan bacaan berikut.
Artinya: Para hamba Allah! Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang berbuat keji, mungkar, dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (pahalanya).
4) Khatib mengucap salam sambil mempersiapkan turun dari mimbar. Jika khatib telah turun, muazin segera mengumandangkan iqamat.
Iklan. semoga Anda tertarik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar