Ilustrasi (REUTERS/Phil Noble)
Path mengumumkan menutup layanannya. Dalam unggahan di aplikasinya, media sosial yang sempat populer di Indonesia itu menyebut "The Last Goodbye" (selamat tinggal yang terakhir). Unggahan ini disertai dengan ucapan penyesalan kepada penggunanya bahwa layanan Path akan berhenti beroperasi. Mereka juga mengimbau pengguna untuk mengunjungi situs mereka agar mendapat penjelasan lebih detil untuk melakukan pengembalian dana dan data.
View image on TwitteTwitter Ads info and privacPengumuman ini sontak membuat netizen yang sempat menggunakan layanan media sosial itu bereaksi. Mereka mengungkap kenangan ketika menggunakan media sosial dengan logo yang didominasi warna merah tersebut.
Path sendiri dibuat pada 2010 di San Francisco, Amerika Serikat oleh Dave Morin, Shawn Fanning, Dustin Mierau.
Awalnya Path dibuat sebagai jejaring sosial pribadi. Sebab, di awal kehadirannya, Path membatasi jumlah orang yang bisa terkoneksi hanya 150 orang saja.
Di awal tahun 2014, Path pernah menimbulkan polemik. Karena sempat mendapat investasi dari Bakrie Global Group asal Indonesia dalam pendanaan Seri C pada Januari 2014.
Selain Bakrie Global Group, sejumlah investor juga terlibat dalam pendanaan tersebut, antara lain Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital. Mereka memberi total pendanaan senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar.
Path kemudian dijual ke perusahaan DaumKakako pada Mei 2015. Namun hingga setahun berada di bawah DaumKakao, aplikasi ini juga tak alami kemajuan.
Sumber: CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar