Tim peneliti dari Shizouka University dan perusahaan kontraktor asal Jepang, Obayashi mulai mewujudkan impian membangun lift yang menghubungkan Bumi dan luar angkasa.
Berbeda dengan lift di dalam bangunan yang umumnya berbentuk kotak, para insinyur yang tergabung dalam misi ini mengadopsi desain oval yang menyerupai sebuah mobil. Nantinya akan ada enam oval-berbentuk mobil, masing-masing berukuran 18x7,2 meter.
Untuk sekali perjalanan, masihg-masing lift bisa menampung hingga 30 orang. Berbeda dengan peluncuran roket yang dilakukan di ruangan terbuka, lift yang bisa menembus antariksa ini akan 'dilontarkan' dari lautan dan saling terhubung satu sama lain lewat kabel ke satelit di ketinggian 36 ribu kilometer di atas Bumi.
Mempertimbangkan sumber daya, lift ini nantinya akan ditenagai motor listrik untuk mendorong dan menarik kembali masing-masing 'mobil' dengan kecepatan lebih dari 120 meter per jam. Dengan kecepatan tersebut tim peneliti memperkirakan saty kali perjalanan ke luar angkasa bisa ditempuh dalam waktu delapan hari.
Untuk bisa sampai ke antariksa, akan ada kabel sepanjang 96 ribu kilometer yang terpasang dari Bumi. Tim peneliti memperkirakan proyek ini akan menelan biaya sekitar US$9 miliar (sekira Rp135 triliun), pembuatan nanotube karbon disebut menelan biaya terbesar. Namun demikian, tim peneliti nampaknya masih butuh waktu lama untuk mewujudkan misi ini. Untuk saat ini, tin peneliti dari Shizuoka University baru akan memulai tahap pertama pengujian proyek penbangunan lift luar angkasa.
Pengujian tersebut termasuk mengirim dua huah satelit mini berukuran 10x10cm ke luar angkasa dan menghubungkan dengan kabel sepanjang 10 meter dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Mengutip Alphr, pengujian lift luar angkasa yang sesungguhnya baru akan dilakukan dengan mengirimkan paket melalui kabel yang terpasang di antara dua buah satelit dan ISS. Jika ini berhasil, menandakan tahap pengembangan memasuki tahap lanjutan untuk mewujudkan proyek lift luar angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar