Ilmuwan Selandia Baru telah menerbitkan
sebuah makalah penelitian dalam jurnal Energy Procedia yang menunjukkan
bahwa karbon dioksida yang ditarik dari atmosfer dapat disimpan secara permanen
di parit laut dalam atau palung. Ia adalah Steve Goldthorpe, menurutnya gas
akan menjadi cair lebih padat daripada air laut, yang akan menyebabkannya jatuh
secara alami ke dasar laut dan menciptakan danau bawah laut. Makalah
penelitiannya ditulis dalam bahasa Inggris berjudul- Potential
for Very Deep Ocean Storage of CO2 Without Ocean Acidification (berpotensi
untuk penyimpanan laut sangat dalam dari CO2 tanpa pengasaman laut).
Latar Belakangnya Global Warming
Untuk mencegah perubahan serius terhadap planet Bumi,
kebanyakan ilmuwan setuju bahwa kita harus menghentikan memompa gas rumah kaca
yang disebut Efek rumah kaca sebagai salah satu
penyebab pemanasan
global atau global warming, terutama karbon
dioksida ke atmosfer - dan kita mungkin harus mulai mencoba menghilangkan
setidaknya sebagian dari apa yang telah kita taruh di sana. Tapi kemana kita
harus membuangnya? Kita tidak bisa membuangnya di suatu tempat, karena itu
adalah gas dan akan kembali ke atmosfer. Beberapa orang menyarankan untuk
menyuntikkannya ke dalam sumur gas alam bekas atau lubang bawah tanah lainnya.
Goldthorpe menunjukkan bahwa mungkin lautan akan menjadi pilihan yang lebih
baik, dengan catatan bahwa pada kedalaman 3000 meter, kepadatan karbon dioksida
lebih besar daripada air laut., yang berarti itu akan tenggelam. Idealnya, itu
akan tenggelam ke dalam semacam lubang sehingga tidak akan menyebar di dasar
lautan. Palung laut, katanya, bisa melayani tujuan itu. Dia menambahkan bahwa
ada kemungkinan bahwa dalam jangka waktu yang lama, karbon dioksida akan
memadat.
Palung Sunda Jadi Pilihannya
Goldthorpe
mengambil idenya lebih jauh dengan menawarkan beberapa situs yang mungkin — dia
menggunakan Google Earth untuk memeriksa kandidat yang cocok. Dia mencatat
bahwa palung Sunda, yang 6 kilometer di bawah permukaan di daerah selatan
kepulauan Indonesia tepatnya di selatan Jawa dan Sumatra akan menjadi pilihan
yang baik. Gambar di bawah ini adalah capture dari artikelnya
paku mading berwarna kuning menunjukan kedalaman palung sunda yang ideal menurutnya.
paku mading berwarna kuning menunjukan kedalaman palung sunda yang ideal menurutnya.
Menurut
perhitungannya palung Sunda bisa menampung 19 triliun ton karbon dioksida cair,
yang menurutnya lebih dari semua karbon dioksida yang disuntikkan manusia ke
atmosfer hingga saat ini. Kemungkinan lain mungkin termasuk parit Jepang Ryukyu
atau parit Puerto Rico, katanya.
Ia juga
menyimpulkan dengan mengakui bahwa lebih banyak penelitian harus dilakukan
sebelum pertimbangan serius, terutama untuk mencegah bagian atas menyebar atau
menyebabkan peningkatan keasaman laut .
Ini Sebuah Ide Gila
Dikutip dari
Phys.org,
Banyak komentar dari ilmuwan lain yang menentang teori ini. Mengingat sebagian
besar palung Sunda berada di wilayah aktivitas gunung berapi tinggi seperti
Krakatau, akan terkena kekuatan aktivitas vulkanik atau pergeseran tektonik
yang dapat mengakibatkan pelepasan atmosfer dari danau karbon dioksida yang
disimpan secara permanen.
“Saya pikir ini sangat menarik tetapi buruk, berpotensi ke tingkat kepunahan kita, ide yang buruk”. Kata sebuah komentar.
“Saya pikir ini sangat menarik tetapi buruk, berpotensi ke tingkat kepunahan kita, ide yang buruk”. Kata sebuah komentar.
Kata
komentar lain, “Mungkin ada atau mungkin tidak ada danau CO2 di dasar lautan,
tetapi kita tidak pernah bisa menjamin apa pun yang kita letakkan di sana akan
tetap di tempat kita meletakkannya. Di atas kertas tampak seperti ide yang
bagus tetapi dengan gerakan terus menerus arus lautan, bahwa konsentrasi CO2
yang besar akan tetap tinggal mungkin sangat kecil”.
Bagi kita
orang Indonesia, jelas ini ide yang gila karena sangat berbahaya jika
direalisasikan. Mengapa demikian?. Sebagaimana kita tahu, negara kita termasuk
negara rawan bencana gempa bumi, letusan gunung berapi karena terletak di cincin
api. Sebagai contoh, dikutip dari Antara
News, pada tahun 2007 gempa bumi berkekuatan 5,9SR yang melanda Sukabumi,
Jawa Barat dan sekitarnya pada pukul 03.31 kemungkinan besar terkait dengan
pergerakan Palung Sunda. Kata kepala BMG Yogyakarta. Titik pusat gempa berada
di sekitar 200 km selatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi di kedalaman 59 km.
Pada tahun
2009, sejumlah pakar geologi Indonesia dan asing menemukan gunung berapi di
palung Sunda, barat daya Sumatra, 330 km dari Bengkulu di
kedalaman 5.900 meter. Dengan tinggi 4.600 meter diukur dari dasar laut, puncak gunung tersebut di kedalaman 1.280 meter diukur dari permukaan laut, dan memiliki diameter 50 km. Menurut para pakar geologi Indonesia dan sejumlah negara asing itu merupakan gunung
api terbesar di Indonesia. Sebagai perbandingan, Gunung Kerinci tingginya
sekitar 3.800 meter dan Gunung Semeru sekitar 3.600 meter. Bila gunung itu meletus, maka sangat berbahaya karena gunung yang berada di tengah laut itu bisa menimbulkan gelombang
besar di permukaan laut, bahkan tsunami. Apalagi jika co2 ditanam di palung sunda, selain gelombang besar dan
tsunami, air lautpun akan bercampur dengan racun co2 yang bisa membunuh kehidupan
laut, bahkan manusia.
Berita tentang penemuan gunung
berapi di palung Sunda ini dapat Anda baca di Kompas.com
dan AntaraNews.
Jika Anda ingin mempelajari artikel peneliti ini, silahkan download di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar