Allah mempunyai 20 sifat wajib/pasti yang harus diketahui yaitu:
1. Al-Wujudu
artinya maha ada. Lawannya 'adam artinya tidak ada.
Dalil sifat wujud : jika Allah tidak ada maka tidak akan ada berbagai macam makhluk (termasuk diri kita) dan itu mustahil.
2. Al-Qidamu
artinya maha terdahulu. Lawannya hudust artinya baru. Arti terdahulu disini adalah Allah tidak mempunyai awal, karena yang mempunyai awal didahului oleh tiada sedangkan Allah tidak didahului oleh tiada atau tidak pernah tiada.
Dalil sifat qidam: jika Allah baru maka Allah membutuhkan sesuatu yang bisa memperbaharuinya dan itu mustahil.
3. Al-Baqa-u
artinya maha tetap. Lawannya fana artinya rusak. Arti tetap disini adalah Allah tidak mempunyai akhir, karena yang mempunyai akhir diakhiri oleh tiada sedangkan Allah tidak pernah tiada.
Dalilnya : jika Allah mempunyai akhir ( misalnya mati atau rusak ) maka Allah baru dan itu mustahil.
Dalilnya : jika Allah mempunyai akhir ( misalnya mati atau rusak ) maka Allah baru dan itu mustahil.
4. Al-Mukhalafatu Lilhawadisti
artinya Allah tidak menyerupai yang baru (makhluk). Maka tidak ada bagi Allah tangan, mata, telinga dan yang lainnya dari sifat-sifat yang baru. Lawannya almumatsalah artinya menyerupai yang baru (makhluk). Dalilnya : jika Allah menyerupai yang baru maka Allah baru dan itu mustahil.
5. Al-qiyamu Binnafsi
atau Qiyamuhu binafsihi artinya maha mandiri artinya Allah tidak membutuhkan tempat dan tidak membutuhkan penentu. Lawannya al-ihtiyaju ila mahallin wa mukhassisin artinya membutuhkan tempat dan penentu.
Dalilnya : jika Allah membutuhkan tempat maka Allah melekat atau menempel dan itu mustahil. Arti melekat atau menempel adalah tidak bisa lepas dari tempat tertentu misalnya manusia tidak bisa lepas dari bumi (atau kapal ruang angkasa, baju astronot, dll) sebagai tempat hidupannya.
Sedangkan jika Allah membutuhkan penentu maka Allah baru dan itu juga mustahil.
Dalilnya : jika Allah membutuhkan tempat maka Allah melekat atau menempel dan itu mustahil. Arti melekat atau menempel adalah tidak bisa lepas dari tempat tertentu misalnya manusia tidak bisa lepas dari bumi (atau kapal ruang angkasa, baju astronot, dll) sebagai tempat hidupannya.
Sedangkan jika Allah membutuhkan penentu maka Allah baru dan itu juga mustahil.
6. Al-Wahdaniyah
artinya tunggal dalam dzatnya, sifat-sifatnya dan pekerjaan-pekerjaannya. Makna tunggal dalam dzatnya adalah bahwa tubuh Allah tidak tersusun dari bagian-bagian yang terhitung. Makna tunggal dalam sifatnya bahwasannya bagi Allah tidak ada dua sifat atau lebih dari satu jenis misalnya sifat kudratnya ada dua, begitu juga tidak ada bagi selainnya sifat yang menyerupai sifatnya yang maha tinggi. Makna tunggal dalam pekerjaannya adalah tidak ada bagi selainnya pekerjaan dari pekerjaan-pekerjaan Allah.
Lawannya berbilang.
Dalilnya: jika Allah terbilang atau lebih dari satu maka tidak akan ada sesuatu dari makhluk-makhluk ini.
7. Al-Qudratu
artinya maha berkuasa. Sifat ini terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la. Dia menciptakan dan menghilangkan sesuatu dengan sifat ini. Lawannya lemah. Dalilnya: kalau Allah lemah maka tidak akan ada sesuatu dari makhluk-makhluk ini.
8. Al-Iradatu
artinya maha berkehendak. Sifat ini terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la. Dengan sifat ini Allah menentukan keadaan seorang makhluknya itu ada, tiada, kaya, miskin, pintar, bodoh dan sebagainya. Lawannya terpaksa. Dalilnya: jika Allah terpaksa maka Allah lemah dan keadaan Allah lemah itu mustahil.
9. Al-Ilmu
artinya maha tahu. Sifat ini terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la. Allah mengetahui segala sesuatu dengan sifat ini. Lawannya bodoh. Dalilnya: jika Allah bodoh maka Allah tidak berkehendak dan itu mustahil.
10. Al-Hayatu
artinya maha hidup. Sifat ini terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la. Sifat ini mensyahkan Allah memiliki sifat ilmu , iradat dan sebagainya. Hidupnya Allah tidak seperti makhluk yang hidup dengan nyawa atau sumber energi alam misalnya listrik, namun dialah yang menciptakan semua itu.
Lawannya sifat hayat adalah mati.
Dalilnya: kalau Allah mati maka ia tidak akan berkehendak, mengatahui dan seterusnya yang akibatnya tidak akan ada makhluk tercipta.
Lawannya sifat hayat adalah mati.
Dalilnya: kalau Allah mati maka ia tidak akan berkehendak, mengatahui dan seterusnya yang akibatnya tidak akan ada makhluk tercipta.
11. Al-Sama’u
artinya maha mendengar lawannya tidak mendengar.
12. Al-Bashoru
artinya maha melihat lawannya tidak melihat atau buta.
Kedua sifat ini (Al-sama dan Albasor) terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la. Dalilnya adalah firman Allah “ dan Allah maha mendengar dan maha melihat”
13. Al-Kalamu
artinya maha berfirman. Sifat ini terdahulu, tetap pada dzat Allah Taa’la dan tidak dengan huruf dan tidak dengan suara. Lawannya bisu. Dalilnya firman Allah “ dan Allah telah berfirman kepada Musa dengan sebernarnya berfirman (berfirman langsung)”
14. Kaunuhu Qodiran
artinya keadaannya maha berkuasa lawannya Kaunuhu a’zizan artinya keadaannya lemah. Dalilnya dalil sifat qudrat.
15. Kaunuhu Muridan
artinya keadaannya maha berkehendak lawannya Kaunuhu kaarihan artinya keadaannya terpaksa. Dalilnya dalil sifat iradat.
16. Kaunuhu A’liman
artinya keadaannya maha mengetahui lawannya Kaunuhu jaahilan artinya keadaannya bodoh. Dalilnya dalil sifat ilmu.
17. Kaunuhu Hayyan
artinya keadaannya maha hidup lawannya Kaunuhu mayyitan artinya keadaannya mati. Dalilnya dalil sifat hayat.
18. Kaunuhu Samia’n
artinya keadaannya maha mendengar lawannya Kaunuhu ashom artinya keadaannya tidak mendengar. Dalilnya dalil sifat hayat.
19. Kaunuhu Bashiron
artinya keadaannya maha melihat lawannya Kaunuhu a’ma artinya keadaannya tidak melihat.
Dalilnya kedua sifat ini adalah dalil sifat sama’ dan sifat bashar.
20. Kaunuhu Mutakalliman
artinya keadaannya maha berfirman lawannya Kaunuhu abkam artinya keadaannya bisu. Dalilnya adalah dalil sifat kalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar